Sabtu, 17 Juli 2010 , 12:23:00
BOGOR - ARUS globalisasi tanpa batas membuat kebudayaan Sunda mulai dilupakan masyarakat Kota Bogor, terutama pemuda sebagai generasi penerus bangsa. Untuk membantu mempertahankan kebudayaan warisan nenek moyang, gerbong kepengurusan Paguyuban Pasundan Kota Bogor masa bakti 2010-2015 mulai berjalan. Organisasi yang dipimpin Iyod Sasmita ini dikukuhkan dan dilantik Paguyuban Pasundan Jawa Barat di Balaikota, Kamis (15/7).
Walikota Bogor Diani Budiarto, diwakili Asisten Tata Praja Kota Bogor Ade Syarip Hidayat tak menampik jika era globalisasi kini telah mulai mempengaruhi kebudayaan Sunda. Ia mencontohkan, dalam kehidupan sehari-sehari, warga Kota Bogor kini sudah jarang berbicara menggunakan bahasa Sunda. Bahkan, generasi muda sepertinya sudah mulai tak peduli terhadap budaya Jawa Barat ini.
“Dalam kehidupan sehari-hari, remaja putri saat ini jarang terlihat mengenakan kebaya Sunda yang sebenarnya merupakan ciri khas warisan nenek moyang,” ujarnya. Melihat kenyataan tersebut, sepertinya masyarakat sudah mulai kehilangan tata krama adat budaya leluhurnya. Hal inilah yang mengundang keprihatinan, akibat semakin menipisnya budaya Sunda di sekitar Kota Bogor.
Meski demikian, Ade mengajak warga agar tak berputus asa dan berjuang mempertahankan dan memelihara budaya tersebut. “Paguyuban Pasundan diharapkan dapat merawat, memelihara dan mempertahankan budaya Sunda,” ucapnya.
Ketua Paguyuban Pasundan Jawa Barat H Safei mengatakan, organisasi dapat terus berjaya berkat dukungan serta ketangkasan para pengurus dalam membangun kemitraan dengan pemerintah daerah.
“Mudah-mudahan, Paguyuban Pasundan di masing-masing anak cabang dapat dirasakan manfaat dan keberadaannya,” ujar Safei. (luc)
Walikota Bogor Diani Budiarto, diwakili Asisten Tata Praja Kota Bogor Ade Syarip Hidayat tak menampik jika era globalisasi kini telah mulai mempengaruhi kebudayaan Sunda. Ia mencontohkan, dalam kehidupan sehari-sehari, warga Kota Bogor kini sudah jarang berbicara menggunakan bahasa Sunda. Bahkan, generasi muda sepertinya sudah mulai tak peduli terhadap budaya Jawa Barat ini.
“Dalam kehidupan sehari-hari, remaja putri saat ini jarang terlihat mengenakan kebaya Sunda yang sebenarnya merupakan ciri khas warisan nenek moyang,” ujarnya. Melihat kenyataan tersebut, sepertinya masyarakat sudah mulai kehilangan tata krama adat budaya leluhurnya. Hal inilah yang mengundang keprihatinan, akibat semakin menipisnya budaya Sunda di sekitar Kota Bogor.
Meski demikian, Ade mengajak warga agar tak berputus asa dan berjuang mempertahankan dan memelihara budaya tersebut. “Paguyuban Pasundan diharapkan dapat merawat, memelihara dan mempertahankan budaya Sunda,” ucapnya.
Ketua Paguyuban Pasundan Jawa Barat H Safei mengatakan, organisasi dapat terus berjaya berkat dukungan serta ketangkasan para pengurus dalam membangun kemitraan dengan pemerintah daerah.
“Mudah-mudahan, Paguyuban Pasundan di masing-masing anak cabang dapat dirasakan manfaat dan keberadaannya,” ujar Safei. (luc)
sumber : www.radar-bogor.co.id
pendapat : menurut saya kebudayaan sunda mulai di lupakan karena kurangnya pengalaman pengetahuan pada anak usia dini,juga peran pemerintah yang kurang aktif dalam pensosialisasian kebudayaan tersebut, maka dari itu penanaman pengetahuan tentang kebudayaan tersebut harus di tanamkan sejak usia dini terhadap anak-anak agar saat mereka tumbuh mereka dapat lebih mengapresiasi kebudayaan tersebut